Sejarah Salafy Wahabi dari Muhammad bin Abdul Wahhab - Para pengekor buta wahabi ketika banyak tulisan membongkar kejahatan pendiri paham mereka yaitu Muhammad bin Abdul Wahhab diantaranya tindakan kriminalitas yang dilakukan Muhammad bin Abdul wahhab seperti mengkafirkan, memfitnah dan sampai membunuh,
Tokoh Wahabi
--------------------
maka dengan spontan mereka membuang buang tenaga dengan mengatakan itu kedustaan dan bohong belaka. Mereka berusaha menutupi sejarah kelam pendiri ajaran mereka sendiri,
Namun Allah maha bijaksana walau bagaimanapun sejarah kelam mereka tidak bias ditutup-tutupi datau direkayasa .

Dan maha besar Allah yang telah membongkar kejahatan orang-orang yang dhalim dan sesat melalui tangan-tangan mereka sendiri yg dengan bangganya merekam sejarah kelam yg mereka buat. Yg di anggapnya sebagai keberhasilan yg gilang gumilang karena telah berhasil membunuh kaum muslimin yg di anggapnya sudah kafir dan tidak mengikuti ajaran wahaby.

marilah kita buktikan kejahatan Muhamamad bin Abdul wahhab dan para pengikutnya melalui tulisan seorang murid Muhammad bin Abdul wahhab sendiri yaitu Syaikh Husain bin Ghannam yang telah menulis sejarah Najd dan terangkumkan dalam kitab karyanya Tarikh an-Najd yang sudah masyhur.

Syaikh Husain bin Ghannam berkata “ Syaikhku Muhamamd bin Abdul Wahhab berkata :

إن عثمان بن معمَّر - حاكم بلد عيينة - مشركٌ كافر ، فلما تحقق المسلمون من ذلك تعاهدوا على قتله بعد انتهائه من صلاة الجمعة، وقتلناه وهو في مصلاه بالمسجد في رجب 1163

“ Sesungguhnya Utsman bin Mu’ammir seorang hakim negeri Uyainah adalah orang yang musyrik dan kafir. Ketika kaum msulimin mengetahui kekafiran Utsman, maka mereka berencana untuk membunuhnya setelah selesai sholat jum’atnya. DAN KAMI MEMBUNUHNYA SEDANGKAN UTSMAN MASIH BERADA DI TEMPAT SHOLATNYA DI DALAM MASJID di bulan Rajab tahun 1163 “. (Tarikh an-Najd halaman 97)
----------------
Sebagaimana pendiri wahabi Muhammad bin Abdul Wahhab dipenuhi dengan sejarah kelam dan berdarahnya, demikian pula para pengekornya terutama raja Abdul Aziz di dalam mendirikan kerajaan Arab Saudi yang dipimpinnya tak luput dari pertumpahan darah kaum muslimin yang dibunuhinya bahkan setelah dibunuh mereka tega merampok hasil peperangannya melawan kaum muslimin yang lemah tak berdaya, mereka mengganggap bereprang layaknya berperang melawan kaum kafir.

Mungkin sejarah ini jika ditulis oleh pihak selain mereka, maka mereka dengan segera menggapnya cerita ini hanyalah bualan dan kedustaan saja. Tapi bagaimana jika ternyata yang menceritakan sejarah kelam mereka adalah dari kalangan sejarawan mereka sendiri bahkan disakiskan dengan mata kepalanya sendiri. Berikut sekilas dari sejarah kelam yang dilakukan Abdul Aziz yang terangkum dalam kitab Unwanul Majd fi Tarikh an-Najd karya Utsman bin Bisyr seorang sejarawan Saudi urutan ketiga dari lima sejarawan Saudi yang paling diandalkan ulama wahabi :

وفيها سار عبد العزيز رحمه الله بالجيوش المنصورة إلى الإحساء وأناخ بالموضع المعروف بالمطريفي في الإحساء وقتل منهم رجالا كثيرا نحو السبعين رجلاً وأخذ أموالاً كثيرة، ثم أغار على المبرز فقتل من أهلها رجالا
“ Dan pada tahun 1176 H, Abdul Aziz Rahimahullah bersama bala tentaranya ke negeri Ihsa dan berhenti di daerah Mathrifi di Ihsa, kemudian ia membunuh tujuh puluh orang di sana dan merampas harta yang banyak, kemudian berlanjut lagi ke daerah Mabraz dan juga membunuh banyak orang di sana “. (Unwan al-Majd fii Tarikh an-Najd, Utsman bin Bisyr : 1/43)
------------------
sejarah semacam inilah yg ingin di cuci oleh wahaby dengan ganti baju menjadi salafi namun apa mungkin jika pengikutnya sampai kini jg masih suka mengkafirkan muslim lain yg selanjutnya menganggap halal darah muslimin yg di kafirkan .sampai kapanpun sifat haus darah mereka tak akan hilang sebagaimana yg telah si pentaskan mereka di tiap jengkal tanah yg mereka pijak.

bg pengikut wahaby ga perlu buang buang tenaga tuk mengelak . intropeksi dan mengkaji ulang terhadap ajaran wahaby yg mereka ikuti akan jauh memberi manfaat

Maha besar Allah yang membeberkan sejarah kelam mereka melalui tangan-tangan pengikut mereka sendiri tanpa mereka sadari.

0 comments:

Post a Comment

 
Top