Salah satu Adegan Film Innocence Of Muslims - Film Menghina Nabi Muhammad SAW.
Mengungkap Motif di Balik Film "Innocence of Muslims"
Sampai hari ini, protes umat Islam terhadap film yang melecehkan Nabi Muhammad Saww, "Innocence Of Muslims", masih marak terjadi di berbagai Negara, meski tidak semarak seperti hari Jumat kemarin.
Melihat serta menyimak isi film karya sutradara anonim Sam Bacile, maka wajar jika umat Islam terpancing emosinya. Tidak saja mem-visualkan sosok Nabi Saww, film ini bahkan dengan beraninya menuduh homoseksual terhadap Nabi Muhammad Saww.
Lalu bagaimana umat Islam harus menyikapi film ini?. Perlu diketahui, bahwa sebelum beredarnya film "Innocence Of Muslims", pernah ada film sejenis yang berisi fitnah yang sama terhadap diri Nabi Saww dan Islam. Namun gaungnya memang tak seperti yang terjadi saat ini.
Medio 2008, politisi Belanda, yang juga ketua Partai Kebebasan (PVV), Greet Wilders, pernah membuat film bertajuk "Fitna", yang juga ditayangkan di situs Youtube. Film yang juga ditayangkan di situs berbagi video "Liveleak" dan berdurasi sekitar 16 menit itu memperlihatkan surat Al-Anfal:60, yang kemudian dianggap oleh Greet Wilders sebagai perintah Islam untuk membunuh dan menyebarkan kekerasan.
Kemudian, pada bulan lalu di tahun 2012, ada video dokumenter bertajuk "Islam: The Untold Story", yang ditulis oleh sejarawan Tom Holland dan rencananya akan ditayangkan di stasiun TV Channel 4. Tom Holland, yang juga membawakan acara itu, bahkan menyebut Islam sebagai agama buatan.
Menariknya, meski kedua film di atas juga mendapatkan protes dan kritik keras, namun tak sampai menimbulkan peristiwa "berdarah" yang memakan korban jiwa, seperti film "Innocence Of Muslims". Di sini kita berhenti sejenak untuk berpikir, mengapa film "Innocence Of Muslims" sampai menimbulkan gejolak yang demikian hebatnya, bahkan hingga memakan korban jiwa?. Sedangkan pada kedua film di atas tidak?.
Mungkin jawaban, karena ditayangkannya sosok Nabi Muhammad Saww bisa jadi tepat. Namun, jangan pula dilupakan bahwa pada bulan Agustus 2012, di Jerman, pernah diselenggarakan pesta kartun Nabi Muhammad Saww. Kabar mengenai hal itu pernah diposting di Kompasiana oleh Kompasianer senior, Kong Ragile (Agil), dan seperti diketahui, umat Islam tak beringas, melainkan hanya melayangkan gugatan melalui pengadilan Jerman. Hal yang berbeda dalam menyikapi film "Innocence Of Muslims".
Jelas, ada kebencian tersendiri bagi negara-negara Timteng, yang kebetulan berpenduduk mayoritas pemeluk Islam, terhadap Amerika Serikat. Film "Innocence Of Muslims" hanya-lah sebagai pemantik untuk melampiaskan segala kebencian itu. Di sini-lah AS, sebagai Negara, harus mempertimbangkan kembali kebijakan politik luar negerinya, yang dipandang sangat menyudutkan Negara-negara mayoritas berpenduduk Islam.
Dengan hanya mengatakan umat Islam tak dewasa dan lain sebagainya, tanpa melihat "kepongahan" AS dalam kebijakkannya terhadap Negara-negara Timteng, tentu tak akan melacak akar masalah, yaitu mengapa reaksi umat sangat berbeda untuk kasus film "Innocence Of Muslims" ini. Libya, sebagai Negara tempat jatuhnya korban jiwa, jelas-jelas rakyatnya telah mengirimkan sinyal "enough" terhadap segala campur tangan Amerika di Negara itu. Dan seharusnya Amerika menangkap "sinyal" tersebut.
Sementara itu, umat Islam juga harus sadar motif tersembunyi di balik tujuan pembuatan film itu. Surat kabar "Wall Street Journal" melaporkan, Rabu (12/09/2012), Bacile menyatakan, melalui sambungan telepon, bahwa tujuan utama film ini adalah politik. "Ini film politik. Amerika banyak kehilangan uang untuk perang di Irak dan Afghanistan. Kami berjuang melalui ide-ide," kata Bacile.
Pernyataan Bacile, sang sutradara film, "Ini film politik", jelas menunjukkan motif yang sesungguhnya, yaitu agar terciptanya "chaos" dan konflik horizontal antar umat beragama, bahkan menyeret Amerika. Sam Bacile sangat mengerti bagaimana sosok Nabi Saww di mata muslim. Ia menunggangi "psikologi" umat Islam dengan filmnya untuk memantik emosi umat Islam. Tujuannya jelas, yaitu untuk mendeskriditkan umat Islam -khususnya, dan Negara-negara Timteng -umumnya- yang bermayoritas pemeluk Islam.
Di sisnilah umat harus mengerti tujuan mereka sebenarnya, agar tak terseret ke dalam "pusaran" amarah yang justru merugikan umat Islam itu sendiri. Jangan sampai reaksi umat berbuah pembenaran untuk menyerang Negara-negara Islam secara membabi-buta, sekaligus menyudutkan posisi Islam di mata dunia.
Akhirnya, kita memang harus marah atas film yang amat teramat melecehkan itu. Namun, jangan dilupakan, amarah kita hendaknya ditempatkan pada kotak yang semestinya. Kita jangan terprovokasi. Ingat film itu bertujuan politik, seperti akuan sutradaranya. Jadi film itu tal lebih bak api kecil yang dilemparkan di tengah-tengah minyak, agar membesar dan seluruh dunia terkobar, habis dilalap oleh sulutan api amarah.
Jadi, film ini tidak harus dipandang melalui kacamata Islam vs Kristen, melainkan ada "tangan-tangan" kotor nan jahat yang ingin merusak hubungan toleransi yang coba dibangun oleh berbagai pemuka kedua agama tersebut
Shallu A’la Nabi Wa Alihi.
Salam berang-berang.
Selamat menikmati hidangan.
--------------------------
Setelah dirilis film Innocence of Muslim, kaum muslimin menjadi geram. Film ini jelas merendahkan dan menjatuhkan harga diri mereka sebagai umat Nabi rahmat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Fenomena ini selanjutnya diperparah dengan kejadian pembunuhan Duta Besar AS untuk Libya dan beberapa rekannya.
Ada beberapa catatan penting yang bisa kami sampaikan dalam menyikapi fenomena semacam ini:
1. Wajib membenci sikap penghinaan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan pelakunya.
Umat Islam sepakat bahwa menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tindakan kekafiran. Bahkan mereka sepakat bahwa pelaku tindakan ini wajib dibunuh, meskipun dia bertaubat, dan bahkan meskipun yang menghina itu orang kafir.
Dalam Fatwa Islam (no. 22809) dinyatakan:
وهذا الإجماع قد حكاه غير واحد من أهل العلم كالإمام إسحاق بن راهويه وابن المنذر والقاضي عياض والخطابي وغيرهم
Pernyataan sepakat bahwa penghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wajib dibunuh, disampaikan oleh beberapa ulama, diantaranya: Imam Ishaq bin Rahuyah, Ibnul Mundzir, al-Qodhi Iyadh, al-Khithabi dan yang lainnya. (Lihat ash-Sharim al-Maslul, 2:13 – 16)
Dalil dari hadis, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, beliau menceritakan:
أَنَّ يَهُودِيَّةً كَانَتْ تَشْتُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَقَعُ فِيهِ ، فَخَنَقَهَا رَجُلٌ حَتَّى مَاتَتْ ، فَأَبْطَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَمَهَا
“Ada seorang wanita Yahudi yang mencela dan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian ada salah seorang yang mencekik wanita itu sampai mati, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menuntut darahnya (artinya tidak diqishah).” (HR. Abu Daud no. 4362).
2. Mengingat tindakan ini adalah bentuk kriminalitas, pihak yang berwenang memberikan hukuman adalah pemerintah, dan bukan semua lapisan masyarakat. Dalam Syaikh Abdurrahman al-Barrak mengatakan:
وإن كان السابّ معاهداً كالنصراني كان ذلك نقضاً لعهده ووجب قتله ، ولكن إنما يتولى ذلك ولي الأمر
“Jika orang yang mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang kafir yang tidak memerangi kaum muslimin, seperti orang Nasrani, maka sikap dia ini berarti telah membatalkan kesepakatan damai dengannya, sehingga wajib dibunuh. Akan tetapi, yang melakukan hal itu adalah pemimpin.” (Fatwa Islam, no. 14305)
Lebih dari itu, kaum muslimin berada di negara yang memiliki pemerintahan yang sah. Bertindak sendiri tanpa perintah dari pemerintah, akan menimbulkan permasalahan baru, yang bisa jadi justru dirinya disalahkan. Padahal, solusi yang ditawarkan dalam Islam, adalah solusi yang tidak menimbulkan masalah baru.
Kita hanya wajib membantahnya, dan membalas celaannya, seperti mendoakan keburukan untuk pelaku, tanpa menimbulkan masalah baru bagi umat Islam.
3. Jaminan dari Allah, orang yang menghina Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti celaka.
Satu surat paling pendek yang hampir dihafalkan seluruh kaum muslimin. Itulah surat al-Kautsar. Kita membacanya berulang kali, tapi mungkin tanpa perenungan, sehingga terkadang kurang bisa merasakan.
Di akhir surat ini Allah menegaskan :
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ
“Sesungguhnya setiap orang yang membencimu, dialah orang yang terputus dari segala bentuk kebaikan.” (QS. al-Kautsar: 3)
Ayat ini, meskipun turun berkenaan dengan orang kafir Quraisy yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, al-Ash bin Wail, Uqbah bin Abi Mu’ith, namun hukumnya berlaku umum, bagi setiap manusia yang membenci Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Syaikhul Mufassir (bapak ahli tafsir) mengatakan:
إن الله تعالى ذكره أخبره أن مبغض رسول الله صلّى الله عليه وسلم هو الأقل الأذل المنقطع عقبه، فذلك صفة كل من أبغضه من الناس، وإن كانت الآية نزلت في شخص معين
“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang yang membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dialah orang yang lemah, hina, yang terputus keturunannya. Itu merupakan sifat bagi setiap manusia yang membenci beliau. Meskipun ayat ini turun berkenan dengan orang tertentu.” (Tafsir at-Thabari, 12:726)
Dan ini menjadi tanda kenabian beliau, meskipun beliau sudah meninggal. Seolah telah menjadi sunatullah, setiap orang yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti celaka dunia akhirat. Dzat Sang Kuasa, tidak rela ketika utusan-Nya dilecehkan oleh para cecunguk-cecunguk yang suka menggonggong.
Berikut beberapa bukti sejarah:
Pertama, semua orang yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan kafir Quraisy, mati dalam kondisi mengenaskan. Abu Lahab mati dalam keadaan mengidap penyakit Adasah, badannya mengeluarkan bau yang sangat busuk. Sampai tidak ada satupun keluarganya yang mau mendekatinya. Dia dimandikan dengan disiram air dari jauh. Dan ketika dikuburkan, orang-orang melempari tanah dan batu ke lubang kuburnya dari jauh.
Utbah bin Abu Lahab pernah menarik baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian meludahi wajah beliau yang mulia. Akhirnnya di suatu perjalanan, kepalanya diterkam singa, padahal dia sudah berlindung di tengah kerumunan rombongannya.
Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Masud di kerumunan bangkai orang kafir yang berserakan ketika perang badar, setelah dia dijatuhkan dengan serangan putra Afra dan Muadz bin Amr bin Jauh.
Kisah-kisah lainnya, banyak disebutkan di buku-buku sirah.
Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim surat ajakan untuk masuk Islam kepada dua raja yang menguasai dunia ketika itu. Kaisar (raja Romawi) dan Kisra (raja Persia). Keduanya tidak menerima ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun dengan sikap yang berbeda. Raja Romawi menghormati surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memuliakan orang yang membawa surat itu. Balasannya, kerajaannya tetap utuh, sampai abad 15, kerajaan Romawi masih ada
Berbeda dengan raja Persia. Dia merobek-robek surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hasilnya, kerajaannya runtuh di zaman Umar bin Khattab. Betapa pendek usianya.
Ketiga, dalam banyak kesempatan, ketika kaum muslimin hendak menaklukkan musuhnya, mereka baru berhasil, setelah ada diantara musuh mereka yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diceritakan Syaikhul Islam:
وقد كان المسلمون إذا حاصروا أهل حصن واستعصى عليهم ، ثم سمعوهم يقعون في النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ويسبونه ، يستبشرون بقرب الفتح ، ثم ما هو إلا وقت يسير ، ويأتي الله تعالى بالفتح من عنده انتقاماً لرسوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Dulu kaum muslimin, ketika mereka mengepung benteng musuh (ahli kitab) dan berusaha menyerang mereka, kemudian mendengar mereka mencela kehormatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina beliau, maka kaum muslimin langsung bergembira dengan dekatnya kemenangan yang akan segera datang. Kemudian terjadilah penaklukan hanya dengan masa penantian yang singkat. Allah memberikan kemenangan, karena murka-Nya, membela utusan-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (ash-Sharim al-Maslul, 116).
Allahu a’lam
--------------------------
bismillahirahmanirahim,
sahabatku semua yang dirahmati Allah, sungguh tidak bosan-bosan pihak-pihak yang membeci islam gencar melakukan aksi melcehkan kepada orang islam, padahal islam itu cinta damai, islam tidak akan bertindak jika tidak disakiti tapi apa yang dilakukan orang-orang yang sangat membenci islam, dengan sombongnya mereka hembuskan lewat film “Innocence of Muslim”. film Innocence of Muslims yang dibuat oleh Sam Bacile warga AS keturunan Yahudi mendapat reaksi keras dari muslimin di seluruh dunia. Tak terkecuali kaum muslimin di Indonesia.
Setelah beredar luasnya film Innocence of Muslims yang diunggah dalam You Tube selasa 11September 2012, demo anti Amerika semakin merebak di jumlah negara Timur-Tengah Asia dan Afrika Utara. Seluruh umat Islam di dunia marah besar atas film sampah tersebut.
lalu apa yang bisa dilakukan muslim di indonesia ?
“pemerintah Indonesia harus melayangkan protes keras kepada pemerintah Amerika yang membiarkan pembuatan film menghina Islam tersebut. film tersebut harus segera ditarik dari peredaran dan segera meminta maaf kepada 0rang-orang islam diseluruh didunia, Selain itu Umat Islam juga harus melakukan demonstrasi sebagai pembelaan terhadap Islam. bener gak kawan ?
seperti yang telah dilakukan warga muslim diseluruh belahan dunia, Demo anti Amerika ini terjadi di India, Banglades, Mesir, Yaman, Sudan, Tunisia, Libya, Irak.Pakistan dan juga Indonesia.Malaysia.Sasaran mereka sudah jelas kedutaan Besar Amerika Serikat.
kenapa orang -orang seluruh dunia marah? sudah tahukah engkau kawan..!!
jawabnya karena film Innocence of Muslim yang dibuat oleh Sam Bacile, seorang keturunan Yahudi yang tinggal di Amerika Serikat Dalam film tersebut digambarkan bahwa Nabi Muhammad sebagai sebagai seorang penipu, lelaki hidung belang yang lemah dan gemar melakukan pelecehan seksual terhadap anak (pedofil).juga sbg orang yang maniak seks, menyebarkan kekerasan yang berdarah-darah. bayangkan kawan. jahat tidak kelakuan mereka? jelas sangat jahat, apakah orang islam pernah membuat yang demikian misal merendahkan tuhan mereka maupun dewa-dewa orang selain islam, tentu tidak kan, ?
Sam berhasil mengumpulkan dana lima juta dolar AS untuk pembuatan “Innocence of Muslims”. Dalam wawancaranya dengan media, Sam menyatakan sengaja membuat film itu. Menurutnya, dengan film ini, kelemahan Islam dapat diekspos ke seluruh dunia.
bayangkan betapa jahatnya yang membuat film tersebut.
apa pembelaan mereka ?
mereka menyatakan “Kebebasan berbicara, kebebasan berbicara, ini HAM dan DEMOKRASI”, apa – apa bilang hak asasi manusia bebas untuk mengeluarkan pendapat dan aspirasi. nah lhoo, bedain tho ya, coba kamu bayangkan seandenya orang tua kalian yang baik-baik dituduh orang yang suka main gila, tukang sex dan pembuat onar? apakah kalian tidak akan marah, apakah kalian tidak akan membela orang tua kalian? coba jawab…. Tentu sebagai anak yang mencintai orang tuanya akan marah! begitu juga dengan orang muslim yang mencintai nabinya, Penghormatan dan kecintaan kami kaum muslimin, kepada Nabi Muhammad jauh lebih besar dari pada kepada orangtua sendiri, ya gak kawan?
Ini adalah penghinaan terhadap Rasulullah Muhammad SAW yang dilakukan oleh orang Barat untuk ke sekian kalinya. Penghinaan ini menunjukkan kebencian mereka terhadap Nabi Muhammad dan Islam. Selalu saja mereka berdalih, pembuatan dan pemuatan film yang menghina itu merupakan bagian dari kebebasan berkreasi. Tapi faktanya, ini adalah kebebasan untuk melakukan apapun termasuk mendeskreditkan, menghina, dan melecehkan Islam dan Nabi Muhammad SAW.
lalu apa aksi muslim di seluruh dunia ??
Dikabarkan, Innocence of Muslims merupakan film amatir yang dibuat oleh ekspatriat koptik Mesir yang menetap di Amerika Serikat. Film tersebut selanjutnya diunggah di “youtube” dalam versi bahasa Arab yang akhirnya memicu kemarahan umat Islam di Libya dan Mesir.
Sekitar 3.000 orang berunjuk rasa di kantor Kedubes AS di Mesir dan menuntut film tersebut ditarik dari peredaran.
seperti yang saya kutip di situs voa-islam, Presiden Mesir, Mohamed Mursi, sudah mengecam film yang berjudul Innocence of Muslims tersebut namun pada saat bersamaan menentang kekerasan. “Kami warga Mesir menolak setiap bentuk serangan atau penghinaan atas nabi kami. Saya mengutuk dan menentang semua orang yang menghina nabi kami,” tutur Mursi yang sedang berkunjung ke Belgia seperti dikutip kantor berita AFP.
Di Yaman sejumlah polisi berusaha memblok semua akses jalan menuju kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yaman.petugas kepolisian menyemprotkan gas air mata pada massa yang coba menembus blokade jalan.Bukan itu saja,Pemerintah Amerika Serikat juga sudah mengirimkan pasukan marinirnya guna menjaga keamanan gedung perwakilannya di Yaman.
Di Sudan dan Tunisia terjadi demontrasi besar-besaran sehabis jumatan hari ini.Ribuan massa turun ke jalan memprotes Film yang menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.Bahkan sasaran mereka bukan hanya tertuju pada kantor perwakilan Amerka saja,tapi juga negara pendukung Amerika,seperti Jerman juga terkena imbasnya seperti di Tunisia.
Dijalur Gazza Palestina juga terjadi demo besar-besaran setelah pelaksanaan shalat Jumat.Massa bergerak mengecam pembuatan film ini.Dalam demontrasi ini juga massa menganjurkan untuk memboikot produk yang berbau Amerika.
Di Basra Irak Massa juga melakukan demo dengan menyalahkan Amerika membiarkan film ini diunggah ke You Tube sampai beberapa kali.Massa yang berdemo juga juga membakar bendera Amerika dan Israel.
Sementara aksi demonstrasi di Benghazi, Libya telah menewaskan Duta Besar AS dan tiga stafnya. warga AS yang terlibat dalam proses pembuatan film tersebut menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan tidak membayangkan reaksi yang timbul seperti saat ini.
Film amatir yang menghabiskan dana 5 juta dollar dan dibiayai lebih dari 100 donatur Yahudi ini telah memprovokasi umat Islam. Akibatnya Duta Besar Amarika Serikat J.Christoper Stevens tewas di Benghazi, Libya. Demikian pula demonstrasi besar-besaran di sejumlah Kedutaan Besar Amerika di negara-negara Arab dan Afrika
Di Indonesia, sejumlah massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) juga berunjuk rasa pada hari Jumat ini didepan gedung kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.Juru bicara HTI Ismail Yusanto mengatakan siapapun yang menghina Nabi Muhammad SAW harus mendapatkan hukuman.Dia berharap Pemerintah Amerika Serikat untuk menghukum pembuat film itu. Selain di Indonesia, Afghanistan juga memblokir film itu.
Sejumlah masyarakat Malaysia juga turun ke jalan pada hari ini melakukan unjuk rasa memprotes pembuatan film yang melecehkan agama Islam dan nabi Muhammad SAW.
Tapi apa yang dikatakan Hillary Clinton, ia tidak bisa bertindak apa-apa.Hillary mengatakan” Kami tidak bisa menghentikan warga negara untuk berpendapat,betapun menjijikkannya pendapat itu.Tercermin sekali Amerika sangat melindungi warganya,
Lalu apa yang bisa kita lakukan ?
Seorang muslim di eropa, Abu Tawfeeq yang kiranya perlu kita cermati.
“Hendaknya kaum muslimin bersikap bijak dalam menghadapi penyiaran film-film seperti ini. Jangan sampai mereka terpancing untuk melakukan aksi anarki, yang mungkin justru ini yang diinginkan oleh para provokator tersebut. Seperti yang terjadi di Libya atau Mesir. Jangan-jangan aksi kekerasan, penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika bisa dijadikan justifikasi, misalnya untuk melakukan penyerangan ke negeri-negeri kaum muslimin untuk kemudian mereka kuasai, seperti Afghanistan dan Irak.”
Sahabatku yang dirahmati Allah,
Saat Rosulullah dihina, sebagai warga muslim yang beriman kepada Allah dan rosulullnya minimal harus marah dan tunjukkan kemarahan tersebut sampai penghinaan penghinaan tersebut,
Allah begitu memulyakan Nabi Muhammad, Allah larang nabi kita dihina, nag sebga seorang muslim kita harus mengikuti apa yang Allah perintahkan ya kan kawan ?
Tapi dewasa ini banyak orang berlindung atas nama HAM dan Demokrasi untuk menghina agama, katanya fredoom of speech, lalu bagaimana dengan orang muslim yang diem saja nabinya dihina ?
Itu yang harzus ditanyakan, imannya ditaruh dimana? Serendah-rendahnya iman ya gitu diem dari penghinaan terhadap islam.
Sahabatku, ketahuilah, Rosulullah tidak marah ketika dihina orang kafir, tapi para sahabat sangat marah besar, bahkan akan memenggal siapa saja yang berani menghina nabi, itulah para sahabat, nah kita apa ?
Ustad felix siaw dalam akun twiternya memberikan tanggapan. Rasul nggak akan marah kalo dirinya dihina | tapi shahabat? marah besar | dan Rasul diamkan itu, artinya membela Nabi itu adalah perbuatan terpuji. zaman dulu, pas Islam masih ada Khilafah, masih ada kekuatan | nggak kebayang orang kafir untuk insult Islam, masih inget saat inggris mau sandiwara ttg Nabi di panggung | Khalifah bilang “kalo masih berani, besok kami serang” | nggak jadi tuh
phillip k. hitti dalam ‘history of arabs’ nulis | “saat itu satu telunjuk khalifah bisa menggerakkan jihad seantero dunia Islam”, ulama2 fiqh jelas ngasi hukum terhadap yg menghina Nabi | suruh mereka berhenti, kalo nggak maka layak disukabumi-kan, atau balikpapan-kan
bukan kasar, bukan kejam | tapi memang orang kafir itu suka sengaja bikin ribut | kita adem2 aja, eh dia malah nyolot. ummat Muslim nggak pernah minta masalah | tapi nggak boleh lari kalo ada masalah | lo jual gue borong kt bang ben.
jadi sikap minimal adalah marah atas penghinaan thd Nabi | kemudian suarakan itu sampai berhenti penghinaan thd Nabi. tapi marah tentu bukan dengan caci maki, apalagi bales hina Nabi agama lain | ada marah yg elegan, ada cara yang disyariatkan. tapi kalo sampe santai-santai aja Muslim yg tau Nabinya dihina? | kita doakan aja deh agar kembali ke jalan lurus..
“marah elegan” itu adl marah tanpa balas mencaci, mendidik agar dia berhenti menghina, dan ingatkan konsekuensi kl mereka nggak berhenti, “marah elegan” itu ingatkan santun | di dalam Islam ada hukuman mati, bagi yg menghina Nabi dan nggak berhenti saat sudah dinasihati
pengalihan isu: “terus pemboman dubes AS gara2 penghinaan nabi? bakar bendera? bener tuh?” | eh, itu nggak kan terjadi kl gak ada penghinaan, banyak orang bahas tentang AKIBAT masalah penghinaan terhadap Nabi | tapi abai terhadap PENYEBAB masalahnya adl penghinaan itu sendiri
ya kalo nggak mau ada Muslim yg marah | jangan hina Nabi mereka, jangan publikasikan, mudah banget kan?
you mention about the killing, flag burning and bombing | but you forgot who started it in the first place
kalo kita nggak setuju demokrasi, langsung dicap teroris | mereka hina Nabi, alasan “ini HAM dan demokrasi” | pinter banget berkilahnya…
Sahabatku, coba bayangkan jika orang yang kamu sayangi dihina, dilecehkan, apakah kamu akan diem saja ? coba jawab..
Film ini memancing konspirasi untuk reaksi kekerasaan yang bisa digunakan sebagai bukti bahwa ‘dunia Islam’ tidak berperadaban. Jahat kan mereka, setelah itu mereka anggap islam radikalisme, teroris dan sebagainya..
seluruh umat Islam harus bahu-membahu dalam membela kehormatan Nabi Muhammad dan menolak dengan keras setiap paham atau doktrin yang tidak Islami seperti doktrin tentang HAM, sekularisme, bener gak kawan ?
“Sebenarnya islam tidak pernah mencari musuh, tapi islam tidak akan diem saja jika disakiti musuh”
Semoga bermanfaat.
--------------------------
Innocence of Muslims vs ‘Innocence’ of Zionist
Oleh: Dina Y. Sulaeman*
Ada banyak analisis yang bisa ditulis terkait aksi terbaru kelompok Islamophobi yang membuat film nista berjudul Innocence Muslim. Saya ingin membahasnya dari sisi ini: “siapa yang memulainya pertama?”
Banyak yang mengecam aksi kekerasan di Libya. Sebagian orang Islam sendiri langsung ‘setuju’ dengan citra yang disebarluaskan oleh media Barat: bahwa aksi pembunuhan terhadap para diplomat AS di Libya adalah ‘balas dendam’ atas pembuatan film Innocence of Muslims. Lalu lagi-lagi, muslim disalahkan dan dicitrakan sebagai penganut agama kekerasan. Sebagian muslim pun malah saling menasehati, “Marah boleh, tapi jangan membunuh dong!” atau, “Rasulullah saja kalau masih hidup pasti akan memaafkan; beliau tidak akan setuju kalau kita berbuat biadab.” Pertanyaannya, siapa ‘kita’ yang dimaksud? Siapa yang membunuh Dubes AS?
Bila dirunut lagi, aksi penyerangan itu diawali dengan datangnya massa ke gedung konsulat AS di kota Benghazi. Mereka melakukan demo menyuarakan protes mereka atas pembuatan film yang menghina Nabi Muhammad. Lalu, tiba-tiba sekitar 20 militan datang dengan membawa RPG7 dan membardir gedung konsulat sehingga menewaskan Dubes AS beserta 3 stafnya. Penyerangan seperti ini jelas memerlukan persiapan. Ini bukanlah proses ‘alami’ : ada demo, lalu situasi memanas, dan terjadilah aksi anarkhi. Bahkan sumber dari AS sendiri menyatakan bahwa penyerangan itu terlihat sudah direncanakan dan menjadi aksi demo sebagai pengalihan perhatian (CNN 13/9).
Lalu, siapa militan yang membawa RPG7 itu? Memang belum bisa dipastikan. Tapi, Clinton sendiri sudah menyatakan, “Mereka adalah kelompok kecil yang bengis, bukan rakyat atau pemerintah Libya.” Dan bila dilihat dari ‘sejarah’-nya, Konsulat AS di Benghazi sebelumnya (7 Juni 2012) juga pernah dibom oleh teroris yang memiliki link dengan Al Qaida, yaitu kelompok Omar Abdul Rahman. Para pengebom meninggalkan leaflet yang berisi pernyataan bahwa serangan itu sebagai balasan atas tewasnya salah satu pimpinan mereka, Abu Yahya al Libi. Mereka juga menjanjikan akan melakukan serangan lagi terhadap AS. Tidak ada korban tewas dalam aksi terorisme bulan Juni itu.
Di satu sisi, kenyataan ini terasa ironis. AS telah memimpin perang melawan terorisme di Afghanistan dan Irak, dengan dalih memburu Al Qaida dan Usama bin Laden. Tapi di Suriah, AS justru bekerja sama dengan Al Qaida untuk menggulingkan Assad. Bahkan lebih ironis lagi, Al Qaida didirikan dan didanai oleh AS (ini bukan teori konspirasi, Hillary Clinton sendiri sudah terang-terangan mengakuinya, rekamannya bisa didapatkan di youtube).
Atas dasar uraian di atas, saya berpendapat aksi kekerasan di Libya perlu dipisahkan dari aksi protes di berbagai negara muslim. Aksi demo di depan kedutaan besar AS di berbagai negara muslim hendaknya dilihat sebagai bentuk kecintaan umat Islam terhadap Nabi mereka. Dan itu adalah hak mereka, yang didukung oleh resolusi PBB. Penghinaan terhadap agama tidak bisa lagi berlindung di balik ‘kebebasan bereskpresi.” PBB pada tahun 2009 sudah mengesahkan resolusi yang menyatakan bahwa segala bentuk penghinaan terhadap agama adalah pelanggaran HAM. Sebelumnya, pada tahun 2005 PBB juga mengesahkan resolusi yang pada intinya ‘pembelaan’ terhadap Holocaust dan pelarangan segala bentuk penyangkalan dan penghinaan terhadap sejarah Holocaust. Namun, ada satu poin dalam resolusi itu yang bisa diaplikasikan secara umum, “Mengutuk tanpa kecuali segala bentuk manifestasi intoleransi agama, penghasutan, penghinaan, atau kekerasan terhadap orang-orang atau komunitas berdasarkan etnik atau kepercayaan agama dimanapun terjadi.”
Mari kita kembali kepada pertanyaan pertama: siapa yang memulai semua ini? Mengapa muslim disalahkan bila menyuarakan protes atas penghinaan agama, sementara pihak yang pertama membuat ‘gara-gara’ (yaitu si pembuat film) diposisikan sebagai korban (sehingga harus dilindungi)? Bukankah secara internasional (melalui resolusi PBB) juga diakui kesalahan si penghina?
Presiden Obama dan Menlu Clinton telah mengeluarkan pernyataan resmi mengutuk penyerangan di Benghazi dan menyatakan “Make no mistake, justice will be done.” Tapi, masalahnya, keadilan yang dimaksud Obama hanyalah keadilan untuk teroris di Libya. Dengan segera mereka mengirimkan dua kapal perang ke Libya untuk mengusut kasus ini. Tentu saja, kita pun sebagai muslim seharusnya juga mengutuk peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh teroris itu.
Namun, ada yang lupa untuk dikutuk oleh Obama dan Clinton: yang pertama membuat masalah, yaitu si pembuat film itu. Sebagai pemimpin negara, mereka seharusnya menegakkan keadilan dari sisi pelanggaran HAM yang dilakukan si pembuat film. Seharusnya, mereka mengambil langkah hukum untuk melarang segala bentuk aksi penghinaan agama di negara mereka. Dogma kebebasan berekspresi tidak bisa dipakai untuk isu-isu agama. Bukankah Holocaust pun sedemikian mereka lindungi dan tidak boleh ada yang menyangkalnya, apalagi menghinanya? Dogma ‘kebebasan berekspresi’ memang terlihat munafik saat dihadapkan pada Holocaust. Ketika dunia muslim marah akibat pembuatan kartun Nabi Muhammad di Denmark, Barat melindungi para ‘seniman’ itu atas nama kebebasan berekspresi. Lalu, saat koran Hamshahri (Iran) melakukan aksi balasan dengan membuat Lomba Melukis Karikatur Holocaust, mereka (termasuk Sekjen PBB Kofi Annan) serempak mengecamnya.
Kejadian pembantaian kaum Yahudi oleh NAZI Jerman ini dianggap peristiwa suci yang tidak boleh dipertanyakan. Sejarawan Roger Garaudy pernah dijatuhi hukuman denda $40.000 pada tahun 1998 karena menulis buku berjudul ‘Mitos dan Politik Israel’ yang isinya mempertanyakan kebenaran Holocaust. Sejarawan-sejarawan lainnya, yang diistilahkan sebagai ‘revisionis’, juga mengalami intimidasi (dan sebagiannya dijatuhi hukuman) karena mempelajari ulang sejarah Holocaust. Padahal yang dilakukan oleh sejarawan itu adalah kegiatan akademis, bukan ‘penghinaan’. Misalnya, Frederic Toben dalam makalahnya menulis hitung-hitungan jumlah korban Holocaust. Berdasarkan data persidangan, pembakaran mayat orang Yahudi di kamp Auschwitz tidak dilakukan terus-menerus. Setiap 8-10 jam, oven pembakaran harus dimatikan. Bila diasumsikan dalam sehari oven bekerja 9 jam dan satu oven hanya bisa membakar 3 mayat, berarti dalam sehari ada 27 mayat yang dibakar. Dan bila dijumlahkan keseluruhannya, total angka yang keluar adalah, ada sekitar 480 ribu mayat yang dibakar di Auschwitz. Tetapi, anehnya, data yang dianggap valid dan tidak boleh diganggu gugat adalah: ada 4 juta Yahudi yang dibunuh Nazi di Auschwitz.
Holocaust, bagi Barat adalah peristiwa ‘innocence’ [suci, murni] yang tak boleh disangkal, apalagi dihina. Mereka menerapkan sanksi hukum untuk para penyangkal Holocaust. Tapi, Nabi Muhammad yang sangat diagungkan dan disucikan umat Islam, dianggap sah untuk dihina dan tidak ada sanksi hukum untuk para pelakunya. Sungguh sebuah kemunafikan. Padahal, pemberhalaan Holocaust telah mendatangkan tragedi kemanusiaan yang sangat besar: penjajahan Palestina, dialokasikannya anggaran dalam jumlah besar oleh negara-negara Barat untuk mendukung Israel, serta berbagai peperangan di negara-negara muslim yang diarsiteki oleh Zionis. Ini bukan teori konspirasi. Profesor Hubungan Internasional dari Chicago University, John Mearsheimer, pernah menulis makalah tentang para lobbyist Israel yang menjadi dalang dari berbagai kebijakan luar negeri AS yang mendukung Israel; alih-alih memperjuangkan kepentingan rakyat AS sendiri. Tentu saja, Mearsheimer mendapatkan intimidasi hebat gara-gara keberaniannya menulis makalah itu. Bahkan kebebasan akademis pun tak dijunjung bila menggugat ‘kesucian’ kaum Zionis Israel.
Terakhir, sebagai instrospeksi buat kita, kaum muslimin, saya ingin mengutip komentar seorang non-muslim di AS di sebuah situs, “Yang membuat saya heran adalah, ingatkah Anda kejadian tentara AS membunuh lebih dari selusin orang Afghanistan, termasuk anak-anak? Saat itu sama sekali tidak ada aksi protes, apalagi sampai seperti di Libya. Tapi, seandainya ada yang berani membakar Quran, itu artinya perang!”
Ya, kita memang wajib mencintai Rasulullah dan Al Quran. Saat keduanya dihina, kita harus menunjukkan sikap protes. Tapi yang lebih esensial lagi tentunya, menunjukkan kecintaan itu bukan pada saat dihina saja, melainkan setiap saat. Apalagi, penghinaan terhadap Rasulullah dan Al Quran pada hakikatnya terjadi setiap saat, dalam bentuk penjajahan di negara-negara muslim, baik itu penjajahan fisik (pendudukan militer dan pembunuhan rakyat sipil oleh tentara Barat) maupun penjajahan ekonomi. Mari tunjukkan rasa cinta itu dengan melakukan perlawanan terhadap kezaliman. Misalnya, boikot produk Zionis, rezim yang menjadi sumber segala kezaliman di muka bumi. Atau, menolak diadu domba atas nama mazhab. Ingatlah bahwa setiap kali kaum muslim bertikai, yang tertawa dan diuntungkan justru musuh-musuh Islam. Bayangkan betapa sedihnya Rasulullah melihat umatnya saling memfitnah dan bahkan membunuh, padahal sama-sama mengaku mencintai Rasulullah.
*magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, research associate Global Future Institute
--------------------------
Sumber2:
http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/09/15/innocence-of-muslims-vs-innocence-of-zionist/
http://temonsoejadi.wordpress.com/2012/09/15/film-innocence-of-muslim-jelas-penghinaan-terhadap-islam/
http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/15/mengungkap-motif-di-balik-film-innocence-of-muslims/
www.KonsultasiSyariah.com
Kalau kita mau sedikit merunut sejarah para rasul yang diutus Allah swt (25 orang) dari Nabi Adam sampai Muhammad saw, kita dapat menyimpulkan bahwa ajaran kebenaran/hak itu pasti dan selalu ditentang,oleh sebagian orang saja, dari awal hingga akhir. tidak sampai di situ saja, para rasul itu dimusuhi, dihina, dan bahkan dibunuh (baca sejarah Nabi Nuh, Saleh, Hud, Ibrahim, Luth, Musa, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad saw). Toh ajaran tauhid yang mengusung kebenaran/haq masih tetap existing sampai akhir zaman pasti. Kita, sebagai muslim yang cerdas, tidak lagi perlu terpancing: keras dilawan keras; penghinaan dilawan penghinaan, pembunuhan dilawan dengan pembunuhan. Modalnya adalah persatuan dan persaudaraan yang teguh. Biarlah ikhwan kita di Lybia dan Timteng yang memberi pelajaran kepada para penghina itu. Dubes AS dan dua orang stafnya yang mati itu bisa membelajarkan AS dan juga yang lainnya, bahwa selalu ada orang yang siap mati syahid untuk Islam. AS dan juga orang2 kafir itu belajar dan merasakan bahwa melakukan penghinaan terhadap Nabi saw adalah penghinaan yang melampaui batas kesabaran.
ReplyDeleteSaya sangat sependapat dengan komentar di atas, sebagai seorang muslim yang bijak hendaklah kita mendoakan semua muslim di dunia ini untuk bersabar menghadapi cobaan ini. Dengan adanya film yang menghina Nabi Agung Muhammad SAW... semakin jelas terlihat bahwa (InsyaAlloh) calon-calon penghuni neraka sudah terlihat jelas (bagi siapa saja yang mendukung dan terlibat dalam film tersebut) secara khusus, dan yang menghina, menghujat, mengganggu Islam secara umum.
ReplyDeleteTerima kasih
Rendi, Semarang.
aku hanya orang yang bodoh,,disaat kemarau terjadi di mana mana ternyata semak belukar tumbuh dengan subur sedangkan bunga bunga banyak yang kering tak tersirami..bunga yang indah tidak terlihat tertutup semak berduri..akan ku coba memetik walau hanya setangkai,,
ReplyDeleteYang salah orangnya, bukan agama atau negara pembuat. dasar lebay lu
ReplyDeletezims>>>martin.lu ja yang bodoh>>>>>>g tau strategi buruk dari amerika.....mana aja lu....tin, melek napa.
ReplyDeleteMartin==> bangun oon (>_<)○--(^o^)○
ReplyDeleteMartin >> Ni orang kristen pasti, dari nama'a aja dah ketebak
ReplyDeleteMartin helloowww.... kelaut aje lu...
ReplyDeletecapek ngurusin kirodatan kosikin,, gag perlu berdebat, biar Alloh yg mengAzabnya.. tunggu saja !!
ReplyDeletethe innocence of zionis....tunggu aja panji hitam...skarang mereka(zionis) ketawa..hampir kiamat mereka(zionis) menangis..
ReplyDeletegoblok tuh sam bacile gx tau diri emang..
ReplyDeleteIllahadrotun nabi muhammadun mustofa ahollahualaihiwassalam, bissmillahirrohmanirrohim,allhamdulillahhirobbilalamin, arrohmanirrohom, malikiauwmiddin, iyyakana'buduwaiiyakanastain, ihdinassirottolmustaqim, sirottollazinaanamta'alahim ghoirilmaghdubialaihim,waladdoolim, amin. Allah tidak tidur semoga Allah memberi rahmat kepada pembuat film ini atau menmapakkan azab selagi pembuat film ini masih hidup didunia.
ReplyDeleteIllahadrotun nabi muhammadun mustofa ahollahualaihiwassalam, bissmillahirrohmanirrohim,allhamdulillahhirobbilalamin, arrohmanirrohim, malikiauwmiddin, iyyakana'buduwaiiyakanastain, ihdinassirottolmustaqim, sirottollazinaanamta'alahim ghoirilmaghdubialaihim,waladdoolim, amin. Allah tidak tidur semoga Allah memberi rahmat kepada pembuat film ini atau menmapakkan azab selagi pembuat film ini masih hidup didunia.
ReplyDeleteIllahadrotun nabi muhammadun mustofa shollahualaihiwassalam, bissmillahirrohmanirrohim,allhamdulillahhirobbilalamin, arrohmanirrohom, malikiauwmiddin, iyyakana'buduwaiiyakanastain, ihdinassirottolmustaqim, sirottollazinaanamta'alahim ghoirilmaghdubialaihim,waladdoolim, amin. Allah tidak tidur semoga Allah memberi rahmat kepada pembuat film ini atau menmapakkan azab selagi pembuat film ini masih hidup didunia.
ReplyDeleteDancok sam bacile apa pernah agama islam menghina agamamu emank ni orang minta di "PENGGAL KEPALANYA" awas lu ya azab Allah menantimu
ReplyDelete